Tanaman Padi (Oriza sativa L.) Serta Pertumbuhan dan Perkembangan Padi

Padi merupakan makanan pokok di asia dan dibeberapa negara di afrika dan amerika latin, dan dipergunakan sebagai makanan semua negara didunia. Padi adalah makanan pokok bangsa indonesia karena beriklim tropis, pengairan yang melimpah tanah yang subur, padi mudah di tanam dan tahan lama di simpan. Tumbuhan padi (Oriza sativa L.) termasuk golongan graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa luas.

Tatanama atau sistematika (taksonomi) tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut : kingdom plantae, divisio spermatophyta, sub divisio angispermae, kelas monocotyledoneae, ordo peales, famili graminae, genus adalah oryza linn, dan speciesnya adalah oryza sativa L.

padi

Tanaman padi diperkirakan berasal dari asia bagian timur dan india bagian utara. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada daerah antara 53 derajat LU sampai 35-40 derajat LS, mulai daerah pantai sampai ketinggian 2400 m di atas permukaan laut. Padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat hidup dengan baik di daerah beriklim panas yang lembab, tanaman padi dapat tumbuh pada suhu lingkungan berkisar antara 68-100 derajat F. Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi, setelah produksi akan mati atau di matikan.




  • Pertumbuhan dan Perkembangan Padi

Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase yaitu fase vegetatif, refproduksi dan pematangan.

Fase Pertumbuhan Padi


Secara detail ketiga fase pertumbuhan padi diuraikan menjadi 10 tahapan pertumbuhan yang diberi kode 0-9 . Berikut tahapan-tahapan pertumbuhan padi :

1. Tahapan 0 - Berkecambah Sampai Muncul Ke Permukaan

Benih berkecambah sampai muncul kepermukaan, biasanya benih di kecambahkan dengan melalui proses perendaman selama 24 jam dan diinkubasi selama 24 jam. Akhir tahapan 0- ditandai dengan masih melengkungnya daun pertama dan bakar akar (radikula) memanjang.

2. Tahapan 1 - Pertunasan

Pertunasan atau bibit yaitu sejak benih berkecambah tumbuh menjadi tanaman muda atau bibit hingga keluar anakan pertama. Selama tahap ini akar seminal dan lima daun terbentuk.

3. Tahap 2 - Pembentukan Anakan

Dimulai sejak muncul anakan pertama sampai dengan pertumbuhan anakan maximum tercapai. Anakan muncul dari tunas aksial pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang. Setelah tumbuh anakan, pertama memunculkan anakan sekunder, ini terjadi 30 hari setelah tanam pindah. Anakan terus berkembang sampai tanaman memasuki tahapan pertumbuhan selanjutnya, yaitu pemanjangan batang. Anakan aktif ditandai denga pertambahan anakan yang cepat sampai tercapai anakan maksimal. Fase tumbuh dari anakan maksimal sampai inisiasi malai disebut vegetatif lag, yang merupakan sasaran pemulaian tanaman untuk memperpendek umur tanaman.

4. Tahap 3 - Pemanjangan Batang

Terjadi sebelum pembentukan malai atau sampai pada akhir pembentukan malai. Oleh karenanya bisa terjadi tumpang tindih dari tahap 2 dan 3. Periode waktu pertumbuhan berkaitan nyata dengan memanjangnya batang. Batang akan lebih panjang pada varietas pertumbuhan yang lebih lama. Anakan maksimum, memanjangnya batang dan pembentukan malai terjadi nyaris simultan pada varietas umur genjah (105-120 hari). Pada varietas umur dalam 150 hari terdapat yang disebut lagi periode vegetatif dimana anakan maksimum terjadi. Hal ini diikuti oleh memanjangnya batang (internode) dan akhirnya sampai ketahap pembentukan malai.

Pada fase vegetatif tahap 0 sampai 3, harus di perhatikan pada proses pemebentukan akar sehingga kebutuhan air yang di perlukan sekitar 5-10 cm. Hal ini di karenakan kebutuhan tanaman akan air sangatlah tinggi dan mencegah adanya semaian yang mati. Dalam stadia vegetatif juga terdapat periode pertunasan yang berlangsung setelah periode pembentukan akar. Periode ini biasanya membutuhkan ketersediaan air setinggi 2-5 cm. Dengan penggenangan ini di harapkan akan mempercepat proses pertumbuhan tunas baru serta akan lebih mudah dalam penyiangan dan pemupukan sehingga diperoleh hasil yang lebih efektif dan efisien.

5. Tahap 4 - Pembentukan Malai Sampai Bunting

Panicle Inititation to Boosting Stage

Pada tahap ini tiga daun masih akan muncul sebelum malai pada akhirnya timbul ke permukaan. Pada varietas genjah, malai berupa kerucut berbulu putih panjang 1,0 sampai 1,5 mm muncul pada ruas buku utama, kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera menyebabkan pelepah daun mengembung. Pengembungan daun bendera disebut bunting. Bunting terjadi pertama kali pada ruas batang utama, pada tahap bunting ujung daun layu atau menjadi tua dan mati dan anakan nonproduktif terlihat pada bagian dasar tanaman.

6. Tahap 5 - Heading (keluarnya bunga atau malai)

Heading Stage


Ditandai dengan munculnya ujung malai dari pelepah daun bendera Anthesis (pembuangan) terjadi segera setelah heading. Dalam suatu rumpun atau komunitas tanama, heading memerlukan waktu 10-14 hari karena terdapat perbedaan laju perkembangan antara anakan atau antar tanaman. Apabila 50% bunga telah keluar, maka tanaman tersebut telah mengalami fase pembuangan.

7. Tahap 6 - Pembuangan (Anthesis)

Flowering Stage

Tahap pembuangan dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari bulir dan terjadi proses pembuahan. Proses pembungaan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar. Pembungan terjadi sehari setelah keluarnya malai, pada pembuangan 3 sampai 5 daun masih aktif. Anakan pada tanaman padi ini telah dipisahkan pada saat dimulainya pembuangan dan dikelompokan kedalam anakan produktif dan non produktif.

8. Tahap 7 - Gabah Matang Susu (milk stage)

Milk Stage

Pada tahap ini, karyopsis (gabah) yang telah terisi cairan kental bewarna putih susu. Bila gabah di tekan, maka cairan tersebut akan keluar. Malai hijau dan mulai merunduk. Pelayuan (senescene) pada dasar anakan akan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di bawahnya tetap hijau. Stadia masak susu ini terjadi kurang lebih pada 10 hari setelah fase berbunga merata. Tahap ini paling disukai oleh walang sangit. Pada saat pengisian ketersediaan air juga sangat di perlukan seperti halnya pada fase sebelumnya pada fase ini di harapkan kondisi pertanaman tergenang 5-7 cm.

9. Tahap 8 - Gabah Setengah Matang (dough strain stage)

Pada tahapan ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan semakin lama akan mengeras tetapi dapat di pecahkan dengan kuku gabah malai sudah mulai menguning. Pelayuan (senescense) dari anakan dan daun di bagian dasar tanaman akan semakin jelas. Pertanaman kelihatan menguning, seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir pada setiap anakan mulai mengering. Stadia ini terjadi kurang lebih 7 hari setelah stadia masak kuning.

10. Tahap 9 - Gabah Matang Penuh

Fase Pematangan


Setiap gabah matang berkembang penuh keras dan berwarna kuning daun bagian atas mengering dengan cepat (daun dari sebagian varietas ada yang tetap hijau). Sejumlah daun mati akan terakumulasi pada bagian dasar tanaman. Pada tahap 7, 8, 9 merupakan fase pematangan, yaitu fase terakhir dari pertumbuhan tanaman padi. Periode pemasakan ini memerlukan waktu kira-kira 30 hari dan di tandai dengan penuaan daun, suhu sangat memengaruhi periode pemasakan gabah.



  • Pengaruh Ketinggian Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bulir Padi


Kebutuhan Air Tanaman Padi Sesuai Tahap Pertumbuhannya :
Kebutuhan Air Tanaman Padi Sesuai Tahap Pertumbuhannya


Pada fase anakan dan awal pemasakan, peranan air sangatlah penting selain itu air juga merupakan faktor yang menentukan produktivitas lahan dan produksi padi. Sebaiknya batas tinggi genangan air pada tanaman padi tidak lebih dari 15 cm. Pada stadia generatif tanaman padi makin sedikit membutuhkan air sampai tahap pematangan dimana kebutuhan air mencapai titik minimal. Pengeringan ini bertujuan agar biji dapat matang secara bersamaan. Pada fase refroduktif apabila genangannya yang berlebih akan menghambat dan menekan keluarnya malai, bahkan dapat mengakibatkan malai tidak keluar sama sekali, yang berarti gagal panen. Sementara itu pada fase pemasakan genangan air yang berlebih menyebabkan berkurangnya pembentukan karbohidrat, sehingga proses pengisian biji tidak sempurna. Kondisi ini berakibat banyak malai yang hampa dan juga berarti ke gagalan panen.