Spirulina dan Tepung Spirulina


  • Spirulina

spirulina


Spirulina adalah mikrooragnisme autotrof berwarna hijau kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai sepiral atau helix sehingga di sebut alga biru-hijau berpilamen (cyanobacterium). Spirulina kaya akan klorofil yang memberikan warna hijau dan juga kaya akan fikosianin yang memberikan warna biru. Klasifikasi sprirulina menurut bold dan wayne yaitu termasuk kedalam kingdom Protista, divisi Cyanophyta, kelas Cyanophyceae, ordo Nostocales, family Oscilatoriaceae, genus Sprirulina, dan jenis Sprirulina sp.

Sprirulina tersebar luas dalam semua ekosistem mencakup ekosistem daratan dan semua ekosistem perairan baik air tawar, air payau, maupun air laut. Sprirulina mudah tumbuh di danau-danau alami dengan air alkalis pH 8,5-11 sehingga dapat tumbuh monokultur (murni) di danau chad, lembah rift, textcoco, togo, ethiophia, kenya dan peru. Mikroalga ini juga tumbuh endemik di situ ciburuji padalarang dan ranau kelakah yang terletak di indonesia.



Sprirulina termasuk cyanobateria atau yang lebih di kenal dengan alga hijau biru yang terdapat di bumi sejak 3500 juta tahun yang lalu. Mikroorganisme ini berukuran 3,5-10 mikron dan memiliki filamen berbentuk spiral dengan diameter 20-100 mikron. Menurut borowitzka, sprirulina termasuk kedalam mikroalga mesofilik yang dapat tumbuh pada temperature 20-40 derajat celcius dengan suhu optimum pertumbuhannya 25-33 derajat celcius. Suhu minimum untuk pertumbuhannya adalah antara 18-20 derajat celcius.

Bakal inti sprirulina tersusun atas partikel-partikel kromatin. Dinding sprirulina mengandung polisakarida dalam bentuk mukopolisakarida seperti bakteri yang berfungsi sebagai makanan cadangan. Sitoplasma spirulina mempunyai sekat pemisah atau septa, septa ini lah yang oleh para ahli fikologi digunakan untuk membuat sistematika dari tipe spirulina. Pada sitoplasma tampak adanya gambar sitoplasma yang mengandung vakuola gas.

Vakuola gas digunakan untuk menyimpan oksigen mengambang dan sekaligus mempertahankan berat jenis air. Tilakoloid spirulina yang tersebar didalam kromoplasma merupakan tempat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan klorofil a. Permukaan tilakoloid memiliki granula fikobilisom yang terdiri atas fikobilinprotein yang berfungsi menyerap cahaya dan melindungi pigmen fotosintesis terhadap oksidasi cahaya berintensitas tinggi.

Fikobiliprotein pada spirulina berbentuk pigmen fikosianin dan allofikosianin. Pigmen lain yang terdapat pada sprirulina adalah karotenoid yang terdiri atas xantofil dan beta karoten. Karotenoid berfungsi untuk melindungi klorofil dari reaksi fotooksidasi dengan mengikat molekul oksigen bebas yang di hasilkan dalam proses hidrolisis. Saat ini terdapat sekitar 2.000 jenis sprirulina di dunia, berbagai penelitian diketahui bahwa spirulina dari spesies plantesis dan strain pasifica merupakan spirulina yang aman untuk di konsumsi dan memiliki nilai gizi yang tinggi sprirulina juga kadang-kadang di sebut Athrospira.



  • Tepung Spirulina
Tepung Spirulina Platensis, Spirulindo 2008

Spirulina saat ini lebih banyak di konsumsi sebagai suplemen pangan (food supplement). Sprirulina platensis di jepang lebih di kenal di bandingkan dengan strain pasifica. Masyarakat indonesia masih belum banyak mengenal spirulina, secara komersial spirulina di jumpai dalam bentuk kapsul tablet, maupun tepung. Tepung spirulina platensis memiliki warna hijau tua yang berasal dari pigmen fikosianin dan klorofil.

Karakteristik lain dari tepung spirulina platensis adalah aroma amisnya yang sangat menyengat. Aroma amis tepung spirulina platensis terjadi karena tingginya kandungan asam amino dan lemak tidak jenuh pada spirulina platensis. Menurut antoinette 2007, kadar air tepung spirulina platensis adalah 3,98% sehingga di dapatkan total padatan sebesar 96,02% melalui perhitungan. Ukuran mesh tepung spirulina platensis sebesar 180 mesh.

Penggunaan tepung spirulina lebih luas karena kemudahannya untuk di aplikasikan ke dalam produk pangan dan memiliki masa simpan lebih lama. Proses pengolahan tepung spirulina platensis meliputi pencucian, netralisasi, penggilingan, pengeringan dan pengayakan. Mula-mula spirulina platensis di lakukan pencucian untuk membuang kotoran yang menempel pada permukaannya.

Netralisasi di lakukan untuk menurunkan pH spirulina platensis hingga pH netral. Penggilingan di lakukan untuk memperluas permukaan bahan sehingga proses pengeringan dapat terjadi secara merata. Salah satu metode pengeringan spirulina yang paling umum di gunakan adalah metode spray drying. Pengayakan di lakukan untuk memperoleh ukuran tepung yang seragam.


Diagram Alir Pembuatan Tepung Spirulina Platensis, Habi et al 2008