Beras sorgum merupakan biji sorgum lepas kulit sebagai hasil dari proses penyosohan yaitu endosperma yang berwarna putih bebas dari sekam dan bekatul. Biji sorgum memiliki kulit biji yang keras dan sulit di hilangkan. Penyosohan biji sorgum bertujuan untuk menghilangkan bagian perikarp, lembaga dan sekam dengan hasil endosperm yang semaksimal mungkin.
Beras sorgum kultivar lokal bandung memiliki kadar tannin yang cukup tinggi 0,15% sedangkan beras sorgum Genotipe 1.1 memiliki kadar tannin yang rendah 0,05%. Menurut Yuliandi 2009, deskripsi dari beras sorgum kultivar lokal bandung memiliki biji berwarna kuning sedikit kemerahan sedangkan beras sorgum Genotipe 1.1 memiliki biji berwarna kuning kehijauan cerah.
Adanya tannin pada lapisan testa biji sorgum akan mempengaruhi warna dari beras sorgum yang di hasilkan. Hal ini akan mempengaruhi penerimaan produk-produk berbasis seperti beras dan tepung sorgum apabila tidak di hilangkan pada penyosohan biji sorgum karena warna yang gelap dan rasa yang sepat.
Beras sorgum kultivar lokal bandung dan Genotipe 1.1 memiliki kandungan karbohidrat berturut-turut sebesar 83,92% dan 84,59%. Menurut Susila 2004, karbohidrat utama pada sorgum adalah pati. Lehninger 1982. menjelaskan bahwa pati merupakan polisakarida yang tersusun atau di rangkai dari unit-unit gula sederhana berupa glukosa.
Jika rangkaiannya lurus disebut amilosa dan jika rangakainnya bercabang di sebut amilopektin. Menurut Koswara 2009, rasio amilosa dengan amilopektin dapat menentukan tekstur nasi, kecepatan mengeras nasi serta lekat tidaknya nasi. Rasio amilopektin dan amilosa dapat dinyatakan sebagai kadar amilosa saja.
Komposisi Kimia Beras Sorgum Kultivar Lokal Bandung dan Genotipe 1.1
Kadar Amilosa dan Amilopektin Beras Sorgum Kultivar Lokal Bandung dan Genotipe 1.1
Koswara 2009, menjelaskan bahwa beras bukan ketan di golongkan menjadi 4 golongan yaitu beras beramilosa tinggi 25-33% , beras beramilosa sedang 20-25% , beras beramilosa rendah 9-20% dan beras dengan kadar amilosa sangat rendah 2-9% . Berdasarkan pada tabel dapat di katakan bahwa beras sorgum kultivar lokal bandung termasuk ke dalam golongan beras beramilosa sedang sedangkan beras sorgum Genotipe 1.1 termasuk kedalam golongan beras beramilosa tinggi.
Beras sorgum kultivar lokal bandung memiliki kadar tannin yang cukup tinggi 0,15% sedangkan beras sorgum Genotipe 1.1 memiliki kadar tannin yang rendah 0,05%. Menurut Yuliandi 2009, deskripsi dari beras sorgum kultivar lokal bandung memiliki biji berwarna kuning sedikit kemerahan sedangkan beras sorgum Genotipe 1.1 memiliki biji berwarna kuning kehijauan cerah.
Adanya tannin pada lapisan testa biji sorgum akan mempengaruhi warna dari beras sorgum yang di hasilkan. Hal ini akan mempengaruhi penerimaan produk-produk berbasis seperti beras dan tepung sorgum apabila tidak di hilangkan pada penyosohan biji sorgum karena warna yang gelap dan rasa yang sepat.
Beras sorgum kultivar lokal bandung dan Genotipe 1.1 memiliki kandungan karbohidrat berturut-turut sebesar 83,92% dan 84,59%. Menurut Susila 2004, karbohidrat utama pada sorgum adalah pati. Lehninger 1982. menjelaskan bahwa pati merupakan polisakarida yang tersusun atau di rangkai dari unit-unit gula sederhana berupa glukosa.
Jika rangkaiannya lurus disebut amilosa dan jika rangakainnya bercabang di sebut amilopektin. Menurut Koswara 2009, rasio amilosa dengan amilopektin dapat menentukan tekstur nasi, kecepatan mengeras nasi serta lekat tidaknya nasi. Rasio amilopektin dan amilosa dapat dinyatakan sebagai kadar amilosa saja.
Komposisi Kimia Beras Sorgum Kultivar Lokal Bandung dan Genotipe 1.1
Komposisi Kimia | Kultivar Lokal Bandung | Genotipe 1.1 |
---|---|---|
Kadar air (%b.b) | 10,86 | 11,49 |
Kadar abu (%b.k) | 1,27 | 1,00 |
Kadar protein (%b.k) | 12,27 | 11,93 |
Kadar lemak (%b.k) | 2,54 | 2,48 |
Kadar serat kasar (%b.k) | 3,42 | 2,20 |
Kadar karbohidrat (%b.k) | 83,92 | 84,59 |
Kadar tanin (%b.k) | 0,19 | 0,05 |
Kadar Amilosa dan Amilopektin Beras Sorgum Kultivar Lokal Bandung dan Genotipe 1.1
Jenis Sorgum | Kadar Amilosa (% db) | Kadar Amilopektin (% wb) |
---|---|---|
Kultivar Lokal Bandung | 21,80 | 78,20 |
Genotipe 1.1 | 27,98 | 72,02 |
Koswara 2009, menjelaskan bahwa beras bukan ketan di golongkan menjadi 4 golongan yaitu beras beramilosa tinggi 25-33% , beras beramilosa sedang 20-25% , beras beramilosa rendah 9-20% dan beras dengan kadar amilosa sangat rendah 2-9% . Berdasarkan pada tabel dapat di katakan bahwa beras sorgum kultivar lokal bandung termasuk ke dalam golongan beras beramilosa sedang sedangkan beras sorgum Genotipe 1.1 termasuk kedalam golongan beras beramilosa tinggi.
0 comments:
Post a Comment